Pages

Tuesday, 29 April 2025

Antara Kuliah, nulis cerita dan dia

Aku Tak pernah berpikir untuk menjalani kuliah sambil menulis sebuah cerita pendek yah, walaupun tidak terlalu penting namun Aku suka mungkin Dari situ aku bisa memahami hal lain yg kuanggap tidak penting. Bermula waktu itu aku membaca sebuah web novel tapi terlalu panjang ceritanya jadi banyak kuskip. Tetapi ketika aku memikirkan nya aku sempat berpikir mungkin menyenangkan jika Aku mencoba menulis dengan cerita ku tapi apa ya.

Semakin lama ku lanjut menulis cerita ketika aku mengetik entah mengapa aku seperti terbawa arus dalam cerita itu tapi ketika aku membaca. Oh my god tak bisa untuk tidak tertawa melihat isi tulisan ku itu sampai sampai mempertanyakan lah Aku bikin kek gini?

Tapi seperti ada hal yang membuat ku puas ketika aku sudah mencapai titik konflik ataupun isi yang ingin Aku sampaikan melalui cerita itu. Salah satu hasil karya ku membuat web novel singkat berjudul Teman Masa Kecil-ku yang Misterius. Yah Aku mengupload nya di Wattpad tapi ketika kucari gak ketemu mungkin aku Salah nulis Dan baru baru ini ketika aku mencoba masuk akun ku itu sudah tak bisa karena aku lupa sandi. Sayang banget sebenarny Aku ingin melanjutkan nya tapi Aku bisa bikin baru 

Dan ketika aku menulis cerita itu saat saat dimana Aku sedang kuliah. sempat-sempatin untuk iseng menulis lagi, hehe dan kuingat ingat lagi aku menyelesaikan 38 chapter (bab) dalam 4 bulan sechapter maybe 600-1500 kata Dan beberapa kali mencoba metranslate itu jadi berbahasa Inggris tpi lama gak jadi deh.

Lagipula kuliah sambil mikirin translating itu sering bikin beban lebih enak anggap nya sekedar iseng bikin aja pas lagi mood buat nulis. Aku juga pernah loh ikut nyoba daftar semacam lomba menggunakan Bahasa jepang menceritakan tentang cerittakan yang membuat mu menyukai jepang. Aku menulis cerita ku dan mendapat balasan yay!

Cuma dikasih tau aku nyaris mendekati peringkat mungkin 3 sayang sekali 


Nggak terlalu berharap sih, walau Tujuan awal dpt uangnya. Sekarang aku masih menulis namun aku ingin menyelesaikan kuliah ku tinggal dua semester lagi. 

Oh iya kamu yang membaca pasti bingung apakah kuliah itu bisa mempermudah mu mendapat pekerjaan. Jawabanku relatif kamu bisa lewat jalur relasi atau kamu menemukan kesempatan dari situ kamu bisa mendapat jalan juga kamu dapat meningkatkan taraf pengetahuan mu agar kamu lebih mencermati benefit yg ada disekitar. 


Dan jika kamu menyukai menulis jangan tinggalkan hobimu aku tau itu memang tidak menghasilkan cuma disitu kamu bisa menjadi tempat melepas penat, amarah dan merasa relax agar lebih santai ketika menghasapi situasi sulit


Terutama di semester pertengahaan Dan akhir pasti bikin capek Dan kalo kata kating ku rohnya di rumah badanya di kampus jadi kayak zombie hahaha. Kating ku itu wanita ya kalo boleh jujur aku suka dia dan pertemuan ku dengan dia tak pernah kuduga dia satu satunya dikelas yang menemui aku padahal kita gak kenal Sama sekali yah itu masih umum tapi ketika hampir setengah bulan aku mulai sering chatting dengan dia sering obrol dia Aku mulai terbawa 

Dan kau tau dia saat ini juga ikut ambil makul di sems yg sama dengan ku dan satu kelas lagi. Meski begitu aku sungguh ingin melihat dia bahagia







Arsyizal Laundra Syefianto class TBI C ( 108)


Saturday, 26 April 2025


Dulu aku tidak pernah berpikir kalau suatu hari aku bisa menghasilkan uang dari dunia fashion. Awalnya, aku hanya iseng-iseng ikut foto-foto bareng teman yang kebetulan fotografer freelance. Dari situ, tanpa sadar, aku mulai belajar sedikit tentang pose, ekspresi wajah, dan bagaimana menyesuaikan diri dengan konsep foto.
Sampai akhirnya, ada satu momen yang mengubah semuanya. Seorang teman mengenalkanku ke MZY, sebuah brand lokal yang di miliki Oleh habib zaidan. Mereka butuh model untuk katalog baru mereka. Awalnya aku ragu aku bukan model profesional, tubuhku juga standar banget, jauh dari bayangan "model" yang biasa tampil di majalah. Tapi karena temanku meyakinkan bahwa MZY lebih mencari "real beauty" dan karakter daripada sekadar ukuran badan, akhirnya aku beranikan diri untuk ikut,Karna di paksa Oleh teman ku itu dan pagi hari nya Aku di telfon Oleh habib zaidan untuk bersiap siap foto.
Hari pertama kerja sebagai model MZY rasanya campur aduk: deg-degan, senang, tapi juga takut salah. Aku berusaha sebisa mungkin mendengarkan arahan fotografer dan stylist. Mereka banyak membantu, dari cara berdiri sampai bagaimana membuat tatapan yang "hidup" di kamera. Walau sempat kaku di awal, lama-lama aku mulai menikmati prosesnya. Kami syuting outdoor, indoor, dan beberapa konsep tematik yang seru banget.
Yang membuatku semakin semangat adalah ketika aku menerima honor pertamaku. Rasanya seperti mimpi. Aku dibayar untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya aku nikmati. Tidak hanya itu, kerjaan modeling ini juga membuka banyak pintu lain — aku mulai diundang untuk ikut photoshoot kolaborasi, bahkan kadang jadi talent untuk video pendek.
Sampingan ini perlahan jadi tambahan pemasukan yang lumayan. Dalam sebulan, dari beberapa proyek kecil bareng MZY dan brand lainnya, aku bisa menghasilkan cukup untuk menabung, bayar kebutuhan pribadi, dan sesekali traktir orang tua makan di luar. Rasanya bangga banget bisa mandiri dari kerja keras sendiri.
Selain uang, ada hal lain yang aku dapatkan: kepercayaan diri. Aku yang dulu minderan, sekarang bisa tampil di depan banyak orang tanpa rasa gugup berlebihan. Aku belajar bahwa menjadi "model" bukan cuma soal fisik, tapi soal bagaimana kita membawa diri, memahami konsep, dan memberi warna ke setiap karya.
Tentu saja, tidak semua hari berjalan mulus. Ada kalanya aku ditolak di casting lain, atau jadwal photoshoot yang berbenturan dengan aktivitas utama. Tapi aku sadar, semua ini adalah bagian dari proses. Selama aku masih menikmati dan menjaga keseimbangan antara kerja sampingan dan tanggung jawab utama, aku yakin semuanya akan baik-baik saja.
Sampai hari ini, aku masih menjalani kerja sampingan ini dengan hati yang penuh syukur. MZY jadi titik awal yang membuka jalanku ke dunia yang dulu bahkan tidak pernah terpikirkan. Dan buat aku, kerja sampingan ini bukan cuma soal cari tambahan uang — ini tentang menemukan sisi baru dalam diri sendiri yang sebelumnya tersembunyi.


Riska Vitriana (23030220049)
TBI 6B

Friday, 25 April 2025

Side Job di Rumah Makan Jepang: Antara Cuan dan Keringetan

 


Halo, sobat pejuang cuan!

Siapa bilang kerja sampingan harus selalu jualan online atau jadi freelance? Aku punya cerita beda. Sebelumnya perkenalkan namaku Esa Ferdiananda Ilham. Aku adalah mahasiswa dari UIN Salatiga yang mengambil jurusan Tadris Bahasa Inggris Semester 6. Di sela-sela kesibukan kuliah dan tugas numpuk, aku justru nemu pelarian yang gak cuma nambah cuan, tapi juga pengalaman seru yaitu jadi karyawan di rumah makan Jepang yang jualan sushi dan ramen yang bernama Hashirama. 

Awalnya aku cuma iseng nyari kerja sambilan buat nambah-nambah pemasukan. Ya, kamu tau lah, kebutuhan anak muda sekarang nggak ada habisnya. Belum lagi nabung buat jalan-jalan, nongkrong, dan masih banyak lagi. Akhirnya, ketemulah lowongan part-time di sebuah rumah makan Jepang yang ada di kotaku. Tanpa mikir panjang, aku langsung apply. Dan ternyata, keterima! Hari pertama kerja? Deg-degan setengah mati. Tapi begitu masuk dapur, atmosfernya asik banget. Timnya solid sama karyawannya humble.


Rumah makan tempat aku kerja ini konsepnya Jepang banget, tapi nggak yang terlalu otentik sampe bikin lidah lokal kebingungan. Mereka udah “ngebumi” alias nyesuaiin menunya sama selera orang Indonesia. Jadi, rasanya masih dapet vibe Jepang, tapi tetap akrab di lidah.



Belajar Lebih dari Sekadar Kerja


Aku biasanya ngeshift siang sampe malam, pas jam makan rame-ramenya. Kerjaannya macem-macem. Kadang bantu masak di dapur, kadang jadi waiters. kadang juga bantu packing pesanan online. Setiap harinya beda atau dibikin rolling, dan itu bikin nggak gampang bosen. Yang aku suka dari kerja di sini, bukan cuma dapet uang tambahan, tapi juga dapet pengalaman hidup. Meskipun ini kerja sampingan, aku tetap belajar banyak hal. Mulai dari disiplin waktu, kerja tim, sampai menghadapi pelanggan dengan segala macam tipe. Kadang ada yang bawel, ada yang nyebelin, tapi ada juga yang ramah banget dan suka kasih pujian, tapi yang paling seneng kalo ngasih tips sih haha. Itu bikin capeknya kerja jadi lebih ringan.

Selain itu, aku juga sering bantu plating atau nyiapin bahan. Dari situ aku belajar gimana makanan bisa keliatan estetik sebelum sampai ke meja. Ternyata butuh ketelatenan juga, lho. Belajar food prep itu bikin aku lebih menghargai makanan, terutama yang disajikan cantik dan rapi. Nggak semata soal rasa, tapi juga pengalaman visual. Selain itu juga, aku juga jadi paham kenapa ramen yang asli itu kuahnya bisa gurih banget ternyata butuh waktu berjam-jam buat bikin kaldunya doang!


Teman Baru, Cerita Baru


Salah satu hal paling menyenangkan dari kerja di rumah makan sushi dan ramen adalah ketemu orang-orang baru. Di luar dugaan, ternyata lingkungan kerja bisa se-seru itu. Tiap hari rasanya kayak masuk ke dunia yang penuh cerita. Ada aja hal baru yang bikin hari-hari jadi lebih hidup.

Walaupun awalnya sempat canggung, tapi lama-lama semua terasa natural. Dari ngobrol kecil saat lagi siapin pesanan, sampai becandaan pas lagi istirahat, semuanya bikin suasana kerja jadi hangat. Tanpa sadar, hubungan antar karyawan jadi kayak keluarga kecil yang saling dukung satu sama lain. Disana, aku ngerasain banget gimana pentingnya kerja sama tim. Saling bantu saat restoran lagi rame-rame-nya, saling back-up pas ada yang capek, sampai saling cover shift kalau ada yang berhalangan. Dari hal-hal kecil itu, muncul rasa saling percaya dan respect yang bikin betah.


Serunya lagi, tiap orang punya latar belakang dan cerita hidup yang beda-beda. Kadang dari ngobrol iseng aja, bisa dapet inspirasi atau pandangan baru tentang hidup. Obrolan-obrolan ringan itu kadang malah jadi momen paling berkesan selama kerja.

Dan jujur, ini bukan cuma soal kerja dan cari uang. Tapi juga soal tumbuh bareng orang-orang yang punya semangat dan perjuangan masing-masing. Dari yang awalnya cuma kenal nama, sekarang jadi tempat curhat dan saling semangatin. Pokoknya, kerja di tempat ini bukan cuma nambah isi dompet, tapi juga nambah koneksi, pengalaman, dan pelajaran hidup. Teman-teman baru itu justru jadi bagian paling berharga dari semua proses ini.


Side Job yang Worth It Banget

Kerja part-time di F&B itu emang capek, apalagi pas jam makan rame. Tapi dari situ aku belajar banyak hal. Mulai dari teamwork, cara handle pelanggan, sampai gimana tetap senyum meskipun kaki pegal dan perut keroncongan. Plus, kadang bisa bawa pulang makanan, lho! Kalau ada yang sisa dan masih fresh, biasanya boleh dibawa pulang. Lumayan buat hemat makan malam, kan?

Buat kamu yang lagi cari pengalaman baru atau penghasilan tambahan, coba deh lirik dunia F&B. Siapa tahu kamu cocok dan justru nemuin passion baru. Dari sini aku belajar banyak hal yang nggak diajarin di kampus atau buku. Jadi, jangan takut buat keluar dari zona nyaman. Siapa tau, side job kamu hari ini bisa jadi jalan rejeki atau bahkan kariermu di masa depan. Yang penting, nikmati prosesnya dan jangan lupa senyum pas kerja. Karena dari senyum kecilmu, bisa jadi banyak customer yang balik lagi.

Dan kalau suatu hari kamu mampir ke Hashirama, siapa tahu aku lagi di balik dapurnya, sibuk ngegulung sushi atau nyiram kuah ramen panas-panas. Jangan lupa sapa, ya!


Sekian dulu cerita dariku kali ini. Kalau kamu punya pengalaman side job juga, share dong di kolom komentar. Siapa tau kita bisa saling support dan tuker cerita!


Stay semangat, pejuang side hustle!


By : Esa Ferdiananda Ilham NIM 23030220086 TBI 6C

       


Cari Uang Jadi Tukang Desain, Jangan Sampai Salah Pasang Tarif! Ini Caraku Menentukan Harga Jasa yang Tepat

Logo Sneakers Shop

Logo angkatan HMPS UIN Salatiga
2023
Logo Jisr Al-lughoh Festival 2023



 Nama: Naufal Ihsanuddin Hadyan
NIM: 23030220042
smt: TBI, 6-B

Sebagai seorang mahasiswa aku pun ingin hobiku menjadi ladang untuk mencari uang, salah satu tantangan terbesar adalah menentukan harga jasa yang sesuai. Terlalu murah bisa merugikan diri sendiri, sementara terlalu mahal bisa membuat klien kabur. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menentukan tarif desain? inilah beberapa cara yang ku dapati dari internet tentang bagaimana menentukan harga jasa desain kita. Yuk, simak ulasan lengkapnya!



Langkah Awal: Hitung Harga Minimal Jasa Anda

Design Lanyard

Sebelum berhadapan dengan klien, penting untuk mengetahui harga minimal yang pantas untuk waktu dan keahlian kita. Caranya?

  1. Pecah Pekerjaan Jadi Bagian Kecil
    Rinci setiap tahapan pekerjaan yang mungkin terlibat dalam sebuah proyek desain. Misalnya, riset, penentuan konsep, pembuatan aset visual, hingga penambahan tulisan/font yang digunakan.
  2. Estimasi Waktu Pengerjaan
    Untuk setiap tahapan di atas, coba perkirakan berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk menyelesaikannya dalam satuan jam.
  3. Gunakan UMR Sebagai Patokan
    Kita bisa menggunakan Upah Minimum Regional (UMR) di wilayah Anda sebagai acuan gaji per jam. Ini adalah langkah awal untuk memastikan Kita tidak menjual waktu kerja terlalu murah. Kalikan tarif UMR per jam dengan total jam kerja yang kita estimasikan. Inilah harga minimal yang bisa kita pertimbangkan.

    Misal: 

    Rp.4.000.000,- (UMR di kota kita masing-masing) : 22 hari (sebulan dikurangi weekend)
    = Rp.181.000/ hari

    Rp.181.000/ hari : 8 jam (jam kerja kita)
    = Rp.23.000/ jam
Desain Medali
Design Baju PDH


Lebih dari Sekadar UMR: Menentukan Posisi dan Nilai Jasa

Harga minimal hanyalah fondasi. Nilai jasa desain kita juga dipengaruhi oleh faktor lain:

  • Siapa Kita: Pengalaman, keahlian spesifik, dan reputasi kita tentu memiliki nilai. Desainer dengan portofolio yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun tentu bisa memasang tarif yang lebih tinggi.
  • Siapa Klien Kita: Klien besar dengan anggaran marketing yang besar tentu berbeda dengan UMKM atau startup yang baru merintis. Pertimbangkan skala bisnis dan kemampuan finansial klien.
  • Portofolio: Kualitas dan keragaman portofolio kita adalah bukti nyata kemampuan kita. Portofolio yang solid akan meningkatkan nilai jual kita.
    s

Tips Negosiasi: Negosiasi yang Profesional dengan Klien

Setelah memiliki gambaran tentang harga minimal dan nilai jasa kita, saatnya berinteraksi dengan klien. Ingat, negosiasi adalah kunci!

  1. Jangan Terburu-buru Menyebut Harga
    Di awal percakapan, fokuslah untuk memahami kebutuhan klien secara mendalam.
  2. Minta dan Berikan Referensi
    Mintalah contoh referensi desain yang diinginkan klien. Ini akan membantu kita memahami ekspektasi mereka. Jangan ragu untuk menunjukkan portofolio kita sebagai gambaran kemampuan kita. sesuaikan ekspektasi klien dengan kemampuan desain kita, lakukan negosiasi pada referensi yang diberikan klien dan yang kita miliki lalu temukan titik tengahnya.
  3. Tanyakan Deadline
    Deadline proyek akan memengaruhi alokasi waktu pengerjaan kita dan bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan harga. Proyek dengan deadline ketat/mepet pasti memerlukan tarif tambahan.
  4. Tentukan Batas Maksimal Revisi
    Tentunya kita perlu untuk menentukan seberapa banyak klien boleh meminta revisi, misalnya batas maksimal revisi adalah 3 kali. Maka lebih dari batas itu akan dikenai biaya tambahan.
  5. Tanyakan Budget Klien (dengan Hati-hati)
    Kita bisa menanyakan perkiraan budget yang dimiliki klien, namun lakukan dengan profesional dan sopan. Ini membantu kita menawarkan solusi yang sesuai dengan anggaran mereka, tanpa harus menurunkan harga terlalu jauh.
  6. Tentukan Cancelation Fee/ Biaya Pembatalan
    Perlu juga untuk menentukan biaya pembatalan, karena terkadang saat sudah ada proses mengerjakan desain, klien bisa saja membatalkan kesepakatan yang sudah disanggupi oleh kedua belah pihak. maka dari itu kita perlu untuk menentukan berapa biaya yang harus dibayar ketika ada pembatalan. misalnya apabila klien sudah mengirim uang DP (Down Payment) sebanyak setengah harga, maka uang tersebut tidak bisa diambil kembali/ klien bisa saja membayar lebih ketika desain sudah ada proses 50% pengerjaan desain.

Project Grid Feed Instagram

Project Grid Feed Instagram (2)

Komunikasi Harga yang Efektif

Setelah semua informasi terkumpul, sampaikan penawaran harga secara profesional:

Kirim Penawaran via Email: Dokumentasikan penawaran harga kita melalui email. Ini akan menjadi acuan yang jelas bagi kedua belah pihak. Kenapa harus menggunakan email? kenapa tidak lewat Whatsapp atau telphone saja? karena menggunakan email akan mendokumentasikan penawaran serta negosiasi kita secara jelas. sehingga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

  • Pastikan Ulang Syarat dan Ketentuan terpenuhi: Jika ada negosiasi, jangan ragu untuk mengulang langkah-langkah di atas. Cari titik temu yang menguntungkan kedua belah pihak. dan pastikan syarat dan ketentuan tertulis dengan jelas dalam kontrak kerja yang profesional, sehingga apabila ditengah perjalanan ada masalah, bisa dipertanggung jawabkan secara jelas.

Finalisasi dengan Quotation dan Invoice

Untuk menghindari kesalahpahaman, selalu kirimkan quotation yang berisi rincian pekerjaan, harga, terms pembayaran, dan ketentuan revisi. Setelah pekerjaan selesai, kirimkan invoice sebagai dokumen penagihan yang resmi.

Kesimpulan

Menentukan harga jasa desain membutuhkan perhitungan dan strategi. Dengan memahami harga minimal, menilai diri dan klien, serta melakukan negosiasi yang efektif, kita akan mampu menetapkan tarif yang adil dan sesuai dengan nilai profesional kita. karena sudah beberapa kali penulis mengalami beberapa masalah dalam mematok harga dalam pengerjaan jasa desain, maka penulis berharap agar pembaca bisa menentukan harga yang tepat untuk jasanya, terutama kepada teman dekat yang sering minta dibuatkan desain tapi bayarnya 2M (Makasih Mas) hehehe. Ingat, negosiasi adalah bagian penting dari dunia profesional untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Jadi, jangan takut untuk bernegosiasi!

Nama: Naufal Ihsanuddin Hadyan 

NIM: 23030220042

smt: TBI, 6-B

DARI RAK KE JALANAN: CERITA KERJA SAMBILAN DI ALFAMART DAN MAXIM


 Setiap orang punya cerita perjuangan sendiri selama kuliah. Ada yang fokus di akademik, aktif organisasi, atau sibuk ngejar prestasi. Tapi ada juga yang—seperti aku—harus nyambi kerja di tengah kesibukan kuliah. Bukan karena terpaksa, tapi karena aku ingin mandiri, berdiri di atas kaki sendiri, dan membuktikan bahwa kuliah bukan halangan buat tetap produktif.

Perjalanan kerja sambilanku dimulai di tahun kedua kuliah. Waktu itu, aku kerja di Alfamart sebagai crew store. Awalnya cukup canggung karena ini pengalaman kerja pertamaku. Bangun pagi, masuk shift, bongkar barang, isi rak, bersihin lantai, sampai jaga kasir. Capek? Jelas. Tapi dari situ aku belajar banyak hal yang nggak pernah diajarin di kelas—tentang disiplin, pelayanan ke orang, dan menghargai kerja keras orang lain.

Yang paling susah waktu itu adalah mengatur waktu. Pernah suatu kali, habis shift malam jam 10, aku harus langsung ngerjain tugas kelompok yang deadlinenya tengah malam juga. Mata udah ngantuk, badan pegal, tapi ya harus dijalani. Anehnya, di tengah lelah itu, aku justru merasa bangga. Karena rasanya hidupku beneran “hidup”.



Tapi setelah beberapa semester, aku harus resign dari Alfamart karena jam kuliah mulai nggak bisa ditebak. Nah, dari situ aku coba nyari kerja sambilan yang lebih fleksibel. Akhirnya ketemu Maxim, ojek online yang jadwalnya bisa aku atur sendiri. Mulai narik di Salatiga, kadang juga ke Semarang kalau orderan di sini lagi sepi.

Kerja di Maxim beda banget dengan di Alfamart. Di sini aku beneran “di jalan”, ngelawan panas, hujan, dan kadang penumpang yang suka ngaret. Tapi justru dari situ aku ngerasa makin kuat. Ada kebebasan tapi juga tanggung jawab besar. Setiap hari targetku sederhana: dapet order, pulang bawa rezeki, dan tetap bisa kuliah dengan baik.

Pernah suatu hari, aku dapet penumpang yang tujuannya jauh banget, dari Salatiga ke daerah Ambarawa. Di tengah jalan hujan turun deras, tapi karena udah janji dan tanggung, ya tetap lanjut. Setelah nyampe, si penumpang cuma bilang, “Makasih Mas, udah bantu banget hari ini.” Kalimat itu sederhana, tapi rasanya hangat banget, seolah semua capek langsung hilang.

Kerja sambilan sambil kuliah memang nggak gampang. Tapi dari situlah aku belajar ngatur waktu, tahan banting, dan yang paling penting: nggak gampang nyerah. Kadang iri lihat teman-teman bisa leha-leha habis kelas, sementara aku harus langsung siap-siap kerja. Tapi aku percaya, setiap orang punya jalannya sendiri. Dan ini jalanku.

Buat kalian yang lagi galau mau ambil kerja sambilan atau nggak, coba tanya diri sendiri: “Apa aku siap keluar dari zona nyaman?” Kalau iya, maka kerja sambilan bisa jadi tempat belajar paling berharga. Nggak semua hal bisa dipelajari di ruang kelas, dan kerja sambilan justru sering jadi guru kehidupan yang paling jujur.


Sebagai penutup, aku mau kasih lihat satu foto waktu aku lagi nunggu orderan Maxim di Semarang. Di balik senyum di foto itu, ada lelah, ada keringat, tapi juga ada semangat dan harapan yang terus aku bawa setiap hari.

Terima kasih udah baca cerita ini. Semoga bisa jadi penyemangat buat kalian yang juga lagi berjuang dengan cara masing-masing. Ingat, semua proses ini bukan sia-sia. Kita sedang membangun versi terbaik dari diri kita sendiri.



Bismi Khairul Rizal/6B/23030220075

MODAL SEMANGAT, SEMUA BISA!

        Sangat menyenangkan memiliki pekerjaan sampingan, meskipun hanya tinggal di sebuah tempat jauh dari kota. Justru peluang sangat banyak untuk mencari pengalaman dan pekerjaan, apalagi buat saya yang sedang kuliah tapi tetap ingin mencari kesibukan. Tidak perlu nunggu lulus, selama kuliah pun bisa produktif asalkan kita semangat dan niat untuk mencari tambahan uang saku dan mencari pengalaman. Banyak hal bisa dicari terutama jika dilakukan dirumah, banyak side job yang saya lakukan. Salah satu pekerjaan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi saya adalah mengajar les privat. Berawal dari iseng membantu adik tetangga belajar membaca, sekarang menjadi rutinitas yang saya tunggu – tunggu. 


Berawal dari meng-iya-kan tetangga yang meminta saya untuk membantu anaknya belajar membaca, lama – lama berkembang lewat rekomendasi mulut ke mulut. Hingga hari ini, les masih berjalan dengan baik dan ada lebih banyak adik – adik yang tertarik untuk belajar bersama. Yang seru dari mengajarkan adik – adik belajar itu bukan cuma selama proses belajarnya saja tapi juga tantangan perlu ekstra sabar. Tapi hal yang membuat saya puas adalah disaat mereka bilang bahwa “Saya sudah bisa membaca, saya mendapatkan nilai yang bagus!”

Buat saya, mengajar les dirumah bukan cuma side job. Ini sudah jadi bagian kegiatan saya sehari - hari yang membuat saya merasa lebih berguna dan produktif.

        Side job lain yang saya kerjakan yaitu mencari kesibukan dengan menjadi petani dan peternak, kegiatan ini meskipun terlihat biasa namun hasilnya tidak biasa. Banyak orang mengira side job mahasiswa itu cuma seputar freelance, jualan online dan lain – lain. Di sela – sela jadwal kuliah, saya menjalani beberapa pekerjaan sampingan yang penuh tenaga tapi juga penuh makna. 

Ini sebenarnya adalah ekperimen kesekian ayah saya untuk ternak ayam petelur dan memelihara sekitar 100 ekor karena masih ada lahan kosong yang lumayan untuk dibuat kegiatan tambahan, saya hanya membantunya untuk mendapatkan hasil dari menjual dan merawatnya. Setiap pagi karena saya bersiap untuk berangkat kuliah, saya hanya membantu memberi makan ayam disore hari dan mengumpulkan telur segar untuk dijual. Telur – telur ini biasanya terjual ke tetangga yang pesan untuk dikirimkan.

Setiap kali panen, saya juga membantu hasil panen dan menjualnya. Saya merasa puas karena upaya saya untuk membantu menanam dan merawat hingga panen membuahkan hasil. Berternak dan bertani memerlukan upaya fisik. Ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan pengabdian pada siklus alam. Meskipun lelah, saya merasa lebih hidup. Saya menjadi lebih dekat dengan bumi tempat kita berada setelah belajar menghargai proses. Side job ini tidak populer. Namun, saya mendapatkan banyak pelajaran dari pengalaman ini.

        Saya biasanya kerap menjadi MC untuk setiap acara di desa. Saya berdiri didepan ratusan orang dengan modal suara lantang dan percaya diri seadanya. Bahkan pada awalnya saya merasa kurang yakin, kini saya akhirnya merasa nyaman menjadi pembawa acara. Saya menemukan hal yang saya rasakan bahwa menjadi MC itu menyenangkan, dan itu memberi saya kesempatan untuk belajar improvisasi da berbicara didepan umum dengan cara yang menyenangkan. 

Selama bekerja sebagai pembawa acara, saya belajar banyak hal. Meskipun menjadi pembawa acara terlihat mudah, sebenarnya membutuhkan usaha dan teknik yang tepat. Ini lebih dari sekedar uang untuk transportasi atau amplop ucapan terimakasih. Side job ini memberikan pengalaman komunikasi, kepercayaan diri dan membangun jaringan sosial yang lebih luas. Saya juga dapat belajar cara membaca situasi, mencairkan suasana, dan berkomunikasi dengan berbagai jenis sifat penonton. Saya sekarang orang yang di tunggu – tunggu disetiap acara sejak saya mencoba menjadi pembawa acara.

Menari dan mengajar tari adalah side job saya yang kesekian, menari bisa menjadi hiburan bagi sebagian orang, tetapi bagi saya menari adalah cara bercerita, mengekpresikan diri dan juga mencari uang tambahan. Di sela – sela kesibukan kuliah, saya memilih mengajar tari dan tampil di berbagai acara. Bukan hanya untuk mencari uang tambahan, tetapi juga soal produktivitas dan kontribusi pada seni budaya. 

Mengajar tari adalah suatu hal yang menguras tenaga dan pikiran. Perlu kesabaran, kreativitas dan cara komunikasi yang tepat. Saya mengajar beberapa macam tari. Selain mengajar, saya juga diminta untuk tampil mengisi acara. Mulai dari hari besar nasional, hingga event – event. Kadang – kadang dibayar, kadang – kadang sekadar ucapan terimakasih, tapi semuanya memberiku kepuasan batin dan panggung untuk terus berkembang. 

Seni menari membantu hidupku menjadi lebih seimbang. Menari memberi saya kesempatan untuk tetap aktif, kreatif dan produktif ditengah jadwal kuliah yang padat. Bahkan eberapa kali saya justru mendapat kesempatan networking atau tawaran job baru dari penampilan yang kuisi. 

Menari adalah tentang menyampaikan perasaan juga. Selain mendapatkan penghasilan, side job ini memberi saya pengalaman dan pelajaran hidup. 

        Side job saya yang selanjutnya yaitu ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan workshop enceng gondok. Enceng gondok hanyalah gulma air yang mengganggu bagi sebagian orang. Tumbuhan ini, bagaimanapun, dapat diubah menjadi berbagai kerajinan yang indah dan menguntungkan jika dilakukan dengan tangan yang kreatif. Selain itu, saya beruntung dapat memiliki keterlibatan langsung dalam proses itu. 

Sebagai mahasiswa yang suka mencari pengalaman, saya berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ini adalah pekerjaan sampingan yang mengajarkan orang tentang masalah lingkungan dan prospek lokal.

Dalam workshop ini, saya terlibat sebagai assisten fasilitator. Tugasnya diatara lain yaitu membantu peserta dalam proses pelatihan membuat kerajinan tangan dari enceng gondok (seperti figura, gelang, tempat tisu, cover buku dll), menyiapkan bahan dan alat, mendokumentasikan proses kegiatan. 

Selama terlibat kegiatan tersebut, saya banyak belajar. Bukan hanya soal teknik menganyam, tetapi juga semangat adik – adik yang ingin mandiri dan produktif. Dari kegiatan ini, saya menyadari bahwa potensi seringkali tersembunyi ditempat – tempat sederhana yang menunggu untuk dimanfaatkan. Pengalaman ini sangat berkesan, dari pengalaman ini saya tidak hanya bekerja namun saya juga terlibat dalam gerakan kecil yang memberdayakan masyarakat dan membuat limbah alam menjadi lebih berguna. 

Dalam side job ini punya nilai sosial dan lingkungan yang besar. Dari enceng gondok ini saya belajar bahwa hal yang biasanya dianggap sepele menjadi hasil karya yang luarbiasa.

Modal semangat, semua bisa adalah bukti nyata bahwa peluang ada di mana – mana asalkan kita mau mencari dan berusaha. Banyak pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan dengan semangat dan niat yang kuat, meskipun jauh dari kota besar. Dari mengajar les privat, bertani, beternak, menjadi MC, mengajar tari dan membantu workshop. Semua pekerjaan ini tidak hanya menghasilkan uang. Tetapi juga memberikan pengalaman berharga dan kepuasan pribadi. Banyak hal yang diajarkan oleh pekerjaan ini, seperti kesabaran, kreativiras dan pentingnya bekerja keras dengan tekun. Kita bisa menajdikan aktivitas sehari – hari menjadi lebih produktif dan bermakna dengan semangat yang tak pernah padam. Bukan hanya untuk uang, ini adalah juga tentang berkontribusi pada masyarakat sekitar, mengasah ketrampilan, dan menciptakan jaringan yang lebih luas. Akhirnya, semua ini menunjukkan bahwa kerja keras dan semangat kita. Meskipun terlihat sederhana, dapat menghasilkan dampak positif pada diri sendiri dan orang lain. Semuanya dapat dicapai dengan semangat! 



 



Derryn Kurnia Ramadani_6B_23030220066









Mau Move On? Tenang ada Jasa Hapus Akun untuk Akun Lama mu!


Hallo digital detox readers...

Di era digital seperti sekarang, bisa dipastikan hampir semua orang memiliki jejak digital dari akun media sosial, platform belanja online, aplikasi kencan, hingga forum-forum tertentu. Namun, tak sedikit pula yang ingin "bersih-bersih digital", entah karena ingin menjaga privasi, menghindari kebocoran data, atau sekadar ingin mengurangi ketergantungan dari dunia maya. Di sinilah jasa hapus akun bypluese hadir sebagai solusi sekaligus peluang usaha sampingan yang cukup menjanjikan.

Jasa hapus akun adalah layanan yang membantu orang lain untuk menutup atau menghapus akun-akun digital mereka secara permanen. Proses ini tidak selalu mudah, karena banyak platform yang menyembunyikan fitur penghapusan atau memerlukan langkah-langkah tertentu agar akun benar-benar hilang. eberapa platform yang sering diminta untuk dihapuskan antara lain:

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter/X
  • TikTok
  • Tokopedia
  • Shopee
  • Aplikasi kencan
  • Capcut
  • dan lain lain
Nah sebelum itu, awal saya berkecimpung dalam dunia ini, saat itu baru lulus dari sekolah. Salah satu teman saya rajin sekali post di story whatsapp mengenai Jasa Hapus Akun ini. Awalnya tidak tertarik tapi lama lama kok kepo juga, pada saat itu teman saya ini post di story kalau mau rekrut orang untuk menjadi reseller nya dan ya sampai disinilah saya. Memulai bisnis Jasa ini dari 0.

Karena banyak orang tidak tahu bagaimana cara menghapus akun secara permanen. Bahkan, beberapa platform tidak menyediakan opsi tersebut secara langsung. Karena gaya hidup digital sehat sedang marak saat ini, sering sekali banyak orang untuk mengurangi keberadaan mereka didunia maya. Ada pula karena akun di heck oleh oarang lain yang tidak bertanggung jawab, karena kasalahan masalalu, detox digital, dan data pribadi seperti email, nomor telepon, foto, hingga informasi lokasi dapat menjadi pintu masuk bagi tindakan kejahatan digital seperti pencurian identitas, penipuan online, hingga pemerasan. Maka dari itu, kesadaran akan pentingnya digital hygiene menjadi bagian yang tak terpisahkan dari layanan ini. 

Dalam menjalankan jasa hapus akun ini, dibutuhkan ketelitian dan tanggung jawab. Setiap platform memiliki kebijakan dan prosedur berbeda terkait penghapusan akun. Ada yang mengharuskan verifikasi dua langkah, mengisi formulir tertentu, atau menunggu masa penonaktifan sebelum akun benar-benar terhapus. Sebagai penyedia jasa, saya harus memahami prosedur-prosedur ini dan mampu menjelaskan prosesnya kepada klien secara transparan.

Selain itu saya juga membangun komunikasi yang lebih baik dengan klien. Banyak dari mereka merasa cemas atau khawatir datanya masih tersisa di dunia maya. Dengan memberikan update secara berkala dan menunjukkan hasil konkret (misalnya bukti akun sudah tidak bisa diakses atau email konfirmasi penghapusan), rasa percaya klien dapat tumbuh. Kepercayaan inilah yang menjadi kunci keberlanjutan jasa ini.

Pemasaran jasa ini biasanya dapat dijumpai di sosial media tapi perlu diingat bahwa tidak semua jasa dapat dipercayai, pilihlah Jasa Hapus Akun terpercaya dan amanah. Jasa hapus akun mungkin terdengar sepele, tapi justru di situlah peluangnya. Di tengah kebutuhan orang untuk mengurangi jejak digital, saya hadir sebagai solusi. Dengan modal kecil, pengetahuan dasar, dan ketekunan, kerja sampingan ini bisa berkembang jadi bisnis online yang serius.

Dalam jangka panjang, jasa ini bisa berkembang menjadi layanan konsultan digital privacy yang lebih luas. Misalnya, membantu orang mengamankan akun, memberikan pelatihan digital hygiene, hingga membuat panduan keamanan digital untuk komunitas tertentu. Dengan begitu, jasa hapus akun bukan hanya sekadar usaha sampingan, tapi juga kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan aman.

Salam digital detox...

Yasmine Kamila Arifin 
23030220045

Bekerja Melalui Hobi

Hai namaku Wildan, aku adalah mahasiswa semester 6 di Universitas Islam Negeri Salatiga program studi Tadris Bahasa Inggris. Pernah nggak sih kalian berfikir "bisa nggak ya menikmati hobi tanpa mengeluarkan biaya? Tapi malah kita yang dibayar?". Jawabannya tentu saja bisa, ini adalah cerita bagaimana aku menikmati hobiku sekaligus mendapatkan cuan.

Hobiku adalah mendaki gunung, kalian pasti sudah tidak asing dengan aktivitas ini kan. Disaat mendaki pasti kita memerlukan uang untuk membeli tiket dan keperluan logistik tetapi berbeda denganku, bukannya mengeluarkan uang tapi aku malah menghasilkan uang. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa bisa demikian?

Pada saat liburan semester atau weekend, aku sering diminta tolong oleh orang-orang untung menjadi penunjuk jalan (guide) atau pembawa barang (porter). Biasanya mereka adalah orang jauh yang ingin mendaki gunung Merbabu, atau gunung Ungaran. Pekerjaan ini bukan pekerjaan yang bisa di anggap enteng, karena pekerjaan ini berlangsung di alam atau gunung. Jadi dibutuhkan skill yang mumpuni agar saat kita beraktivitas terhindar dari kejadian yang tidak di inginkan.

(Foto di basecamp Gunung Merbabu via wekas)

Seperti saat liburan kemarin aku mendapatkan sebuah pesan dari orang Palembang, mereka minta agar diantarkan ke Gunung Merbabu. Setelah proses tawar menawar, akhirnya kami setuju dan segera menentukan tanggal. Saat mulai mendaki ternyata mereka orangnya asik, meskipun bahasa mereka berbeda, namun aku bisa belajar menggunakan bahasa mereka. Kami bertukar cerita selama di pendakian dan saling bercanda gurau.

Aku sudah menjalani pekerjaan ini selama kurang lebih satu setengah tahun, memang belum lama karena banyaknya belum terpikirkan untuk membuka jasa ini. Awalnya aku di ajak oleh teman mapala untuk membuka jasa ini, dari situ aku belajar dan akhirnya aku memberanikan diri untuk bekerja sendiri. Memang susah untuk di awal, seperti mendapatkan pelanggan dan promosi. Namun lama kelamaan rejeki datang dengan sendirinya dan alhamdulillah sekarang mulai sering mengantarkan orang ke gunung.

Penghasilan yang dihasilkan bisa dikatakan cukup lumayan. Karena jika tiga kali mengantar dalam satu bulan, aku bisa mendapatkan hampir tiga juta. Nominal yang tidak sedikit bukan? Tapi tidak selamanya menjadi seorang penunjuk jalan dan pembawa barang terus mendapat panggilan, hanya kadang-kadang saja sehingga cocok untuk dijadikan kerja sampingan. Tidak hanya uang saja yang kita dapatkan, tapi kita juga bisa mendapatkan teman dari berbagai daerah.

Selain menjadi guide dan porter, aku juga adalah seorang freelancer di bidang foto dan video dokumenter. Awalnya ini juga hanyalah sebuah hobi memotret, mem video, dan mengedit. Sampai akhirnya aku di ajak temanku untuk ikut dengannya menjadi freelancer.


Foto di atas adalah team dari EastSide Films yang aku ikuti. kami pernah diminta oleh Evalube untuk membuatkan video dokumenter karena mereka ingin melakukan touring. Touring pertama berada di pulau Sumatera, kedua di Bali, ketiga di Jawa, keempat ini yang akan dilakukan bulan Mei 2025 di Kalimantan. Meskipun aku tidak mengikuti semuanya, namun aku tetap dijadikan team editor atau membackup team yang terjun di lapangan.

Selain Evalube, kami juga sering mendapatkan job dari berbagai macam event. Mulai dari event lomba, seminar, milad, reuni, membuat video clip, dan juga membuat film pendek. 

Jadi menghasilkan cuan dari hobi itu sangat bisa sekali, asalkan kita mau berusaha dan tekun menjalaninya. Pesan dariku adalah tetap semangat, kita pasti memiliki bakat di bidang masing-masing, tidak ada yang tidak punya bakat, cari bakatmu!!


Wildan Imaduddin

23030220114

TBI 6C

Bukan hanya sekedar panas panasan, tetapi mencari cuan di sela sela libur perkuliahan

Setiap liburan aku selalu pergi ke kota Malang bukan karena nasibku yang malang akan tetapi ada sesuatu yang membuatku berjuang, ya tentu saja itu karena uang.



Hallo guys!!

Nama saya Ardhian Tegar Maulana, seorang Mahasiswa yang saat ini semester 6 di Universitas Islam Negeri Salatiga. Saya di Universitas Islam Negeri Salatiga mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Mungkin disaat fase Kegiatan belajar mengajar saya masih merasa cukup tenang soal keuangan karena mendapatkan uang saku dari orang tua, tetapi rasa bingung, gelisah dan gundah gulana mulai datang menghampiri Ketika memasuki libur perkuliahan. Rasa itu muncul bukan karena nilai ataupun tidak bertemu dengan teman teman, melainkan pemasukan keuangan yang berhenti.

Dimulai dari situ saya memutuskan untuk pergi merantau di setiap libur perkuliahan. Hal ini diawali oleh ajakan budhe saya sendiri untuk liburan di rumahnya yang berada di Malang, lebih tepatnya di kecamatan Singosari. Di awal saya masih merasa senang karena bisa liburan dan pergi ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Rasa tidak enak tiba tiba muncul dalam benak saya, saya merasa menjadi beban dalam keluarga budhe saya karena saya sama sekali tidak melakukan sesuatu selain bersenang senang. Semenjak itulah saya memutuskan menjadi tukang parkir di warung bakso dan mie ayam milik budhe saya. Disitu saya merasa agak senang dan lega karena memiliki pemasukan sendiri dan mengurangi beban budhe saya.

Sebenarnya hal ini tidak saya lakukan pada waktu libur perkuliahan, namun hal ini sudah saya mulai sejak masa sma lebih tepatnya semasa selesai pandemi. Jadi saya sudah rutin melakukan ini di setiap tahunnya. Bahkan keluarga saya sudah hafal dengan kegiatan tahunan saya itu, dan sudah biasa berpisah dengan saya.

Disaat parkir saya mematok tarif Rp 2.000,00 per motor dan Rp 3.000,00 per mobil. Harga yang saya patok dari awal saya berkarier hingga sekarang tidak mengalami kenaikan meski kurs dollar meningkat. Saya melakukan pekerjaan saya tidak sendirian, melainkan berdua dengan kakak saya, jadi kita saling bahu membahu dalam melayani pelanggan.

Meski kami mematok harga yang cukup murah, kami tetap mengutamakan pelayanan yang ramah, sopan, cepat dan tanggap serta murah senyum sehingga membuat pelanggan menjadi senang ketika datang ke warung bakso dan mie ayam budhe saya. Selain pelayanan warung kami juga mengutamakan pelayanan saat parkir.


Untuk jadwal bekerja saya sendiri tidak ada hari libur yang pasti, karena saya mengikuti jadwal dari warung bakso dan mie ayam budhe saya. Biasanya seringnya libur di hari Senin, namun itu tidak selalu pasti libur di hari senin, bisa saja libur di hari lain apabila ada kendala atau acara lain yang lebih penting.

Untuk sistem bagi hasil, saya dan kakak saya berbagi 50% - 50% meskipun yang dia kerjakan lebih banyak dari saya. Apapun yang terjadi pokoknya tetap bagi 50% - 50%, bisa saja dapat mendapatkan 100% apabila salah satu dari kita tidak berangkat parkir. Jam mulai kami parkir dimulai pada pagi hari pukul 10.00 WIB sampai siang pukul 14.00 WIB, meski pada jam itu warung masih belum tutup saya sudah mengakhiri duluan untuk beristirahat sejenak sebelum menghadapi malam hari.

Mungkin ini dilihat seperti pekerjaan sampingan saya, tetapi saya merasa ini pekerjaan utama saya selama ini hahahaπŸ˜‚. Kenapa seperti itu? Karena saya sudah melakukan kegiatan ituu selama bertahun tahun di setiap libur sekolah. Biasanya saya menghabiskan waktu di perantauan sekitar 1-2 bulan untuk mencari cuan guna menghadapi kehidupan selanjutnya.



Mungkin itulah sedikit cerita tentang pekerjaan sampingan saya selama liburan kegiatan belajar mengajar. Hal itu cukup seru dan menyenangkan serta membuat saya mendapatkan pengalaman baru, minusnya adalah kulit saya menjadi hitam karena saya selalu berpanas panasan. Tapi dibalik semua itu saya merasakan susahnya mencari uang dan tahu artinya perjuangan.

Seperti itulah pekerjaan sampingan saya selama ini, meski hasilnya tidak besar tapi saya selalu bersyukur dan senang karena mendapatkan uang dari hasil jeri payah sendiri. Jadi, kalian semua jangan patah semangat dan pantang menyerah dalam menjalani kehidupan ini. Semangat guys!!!




Ardhian Tegar Maulana/23030220062/TBI 6B





"Kuliah, Kantin, dan Es Teh : Cara Asyik Mengisi Waktu Luang dengan Produktif"

Menjalani kuliah sambil mencari penghasilan tambahan bukan hal yang mudah, namun juga bukan hal yang mustahil. Haloo nama saya Tutik Fadila biasa dipanggil dila. Di tengah kesibukan kuliah, saya memilih untuk menjalani kerja sampingan dengan cara menitipkan dagangan di kantin sekolah di dekat rumah dan part time menjadi pedagang es teh. Saya pribadi memang suka mencoba hal-hal baru. Jadi, selain yang disebutkan tadi saya pernah bekerja juga di toko pakaian namun hanya waktu bulan Ramadhan saja.

Untuk bekerja menitipkan dagangan/jajanan di kantin sekolah, awalnya saya ragu. Saya berpikir apakah akan ada cukup waktu untuk mengatur kuliah, tugas, dan juga urusan jualan. Tapi ternyata, dengan niat, manajemen waktu yang baik, dan keberanian untuk mencoba, semua bisa dijalani dengan seimbang. Ide ini muncul saat saya sedang mengobrol santai dengan salah satu ibu kantin SMK. Ia bercerita bahwa kantin sering kekurangan variasi makanan ringan, terutama yang disukai anak-anak. Dari situlah saya melihat peluang. Saya mulai membuat camilan sederhana seperti dimsum, piscok (pisang coklat), mochi, corndog sosis, es kulkul, dll.     


Modal pertama saya tidak besar, hanya sekitar Rp150.000 untuk membeli bahan-bahan. Saya kemas dengan menarik dan higienis, lalu saya titipkan di kantin. Setiap hari saya pantau penjualannya dan membawa stok baru jika habis. Dalam seminggu, saya bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp70.000 sampai Rp100.000, tergantung banyaknya permintaan.

Lebih dari sekadar uang saku tambahan, kerja sampingan ini memberikan saya banyak pelajaran hidup. Saya belajar tentang manajemen waktu. bagaimana membagi antara jadwal kuliah, mengerjakan tugas, dan menyiapkan dagangan. Saya juga belajar tentang komunikasi dan kepercayaan, karena saya harus berinteraksi dengan pihak ibu kantin dan menjaga relasi agar kerja sama berjalan lancar. Saya juga merasa lebih mandiri secara finansial. Tidak harus selalu meminta uang tambahan dari orang tua membuat saya lebih bertanggung jawab dan menghargai nilai uang.

Tentu tidak semuanya berjalan mulus. Kadang dagangan tidak habis, kadang bahan baku naik, bahkan pernah ada masa sepi karena anak-anak libur sekolah. Di saat seperti itu, saya belajar untuk tidak mudah menyerah. Saya mulai mencatat apa saja camilan yang paling disukai, memperhatikan tren jajanan anak-anak, hingga mencoba variasi baru agar tetap diminati. Saya juga mengatur waktu produksi agar tidak bentrok dengan jadwal kuliah. Biasanya saya membuat stok dengan ibu saya setelah subuh sebelum jam 7 pagi.

Saya percaya bahwa menjadi mahasiswa tidak hanya tentang belajar di kelas, tapi juga tentang mengasah keterampilan hidup di luar kampus. Kerja sampingan seperti ini mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya sangat besar bagi pembentukan karakter saya sebagai pribadi yang mandiri dan siap menghadapi tantangan hidup setelah lulus nanti.

Tidak berhenti di situ, saya juga mencoba kerja part time di Toko Es Teh Solo, yang terkenal dengan es teh jumbonya. Di sini, saya bertugas melayani pembeli, meracik minuman, dan sekaligus menjadi kasir. Bekerja di toko ini mengajarkan saya tentang pelayanan konsumen, kecepatan kerja, dan pentingnya kerja tim. 


Awalnya saya memang disuruh langsung oleh ownernya sendiri untuk bekerja di Toko Es Teh Solo tersebut karena pemilik sudah kenal dengan ibu saya. Pada awalnya saya belum berani untuk mengambil tawarannya karena takut bertubrukan dengan jadwal kuliah saya. Tetapi pemilik owner menjelaskan bahwa bisa melamar untuk kerja part time. Ini membuka kesempatan untuk mahasiswi seperti saya yang ingin kerja paruh waktu. Oleh karena itu juga untuk jam kerjanya fleksibel dan lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, maka saya memberanikan diri untuk melamar.

Jadwal kerjanya cukup fleksibel, biasanya saya ambil shift sore di akhir pekan (Sabtu Minggu) agar tidak bentrok dengan kuliah. Meskipun berdiri lama dan harus selalu sigap, tapi saya senang karena bisa belajar langsung dari dunia kerja nyata.Tentu saja ada gaji yang saya terima setiap bulan. Jumlahnya memang tidak besar, tapi cukup untuk tambahan beli kebutuhan pribadi, atau sekadar traktir diri sendiri (self reward hehe). Namun, yang lebih saya hargai dari pekerjaan ini adalah pengalaman dan rasa percaya diri yang tumbuh.

Saya belajar bahwa setiap pekerjaan, sekecil apa pun, punya nilai dan layak dihargai. Bahkan pekerjaan sederhana pun bisa menjadi ruang belajar yang luar biasa. Mungkin banyak orang berpikir kerja sambil kuliah itu berat. Iya, memang berat. Tapi hasilnya sepadan. Selain dapat uang saku, kita juga dapat pengalaman, jaringan, dan kepercayaan diri. Saya jadi lebih menghargai waktu, belajar lebih disiplin, dan tahu bahwa kerja keras itu membawa hasil. Untuk kalian yang masih takut untuk memulai usaha atau bekerja ayoo semangat dan jangan takut yaa....Hal terpenting adalah berani mulai dan mau belajar.


Tutik Fadila (23030220063) TBI 6B



"Pangsit, Passion, dan Peluang: Onee’s Dumpling Bisnis sampingan yang Bikin Bangga" πŸ₯ŸπŸ©·


 Onee’s Dumplings make everyone like it πŸ₯ŸπŸ©·


Kuliah sambil jualan? Kenapa ngga! aku sendiri udah ngerasain gimana serunya dan capeknya juga, ‘jujur aja’ jualan pangsit chili oil & mentai di waktu liburan kuliah.

Hallo aku zhafira Dionee owner onee’s Dumpling dan aku sekarang masih kuliah di UIN Salatiga jurusan pendidikan B.inggris and let’s start my story πŸ˜‰.


Awalnya karena aku suka banget sama pangsit/dimsum, terus aku coba cari resep yang pas dan enak dan akhirnya kepikiran deh untuk buat jualan karena aku dari kecil itu udah suka yang namanya jualan dan aku cuma iseng pengen nambah uang jajan juga, eh lama-lama malah jadi usaha kecil-kecilan yang lumayan bantu keuangan sehari-hari. Dan awal mula bisnis pangsit itu tahun 2024 kemarin dan masih berjalan sampai saat ini tahun 2025 ✨. Aku mulai dari modal kecil, untuk beli kulit pangsit, ayam,udang, bumbu-bumbu sederhana dan cari packing tempat pangsit yang menarik. Dari situ lahir Onee Dumplings—brand pangsit rumahan buatan aku sendiri pure dari bahan adonan pangsit dan bumbu aku racik pake tangan aku sendiri. finally aku juga buat logo gambar onee’s dumpling sendiri 😍. 





Pertama kali aku jualan itu saat liburan kuliah yang dimana aku balik ke rumah ku di kota bekasi lalu aku jualan itu mulai ke temen-temen dekat dan sepupu terus lanjut promosi via Instagram dan WhatsApp Story. Ngga nyangka, banyak juga yang suka mau cobain pangsit aku dan repeat order. Aku jualan pangsit chili oil dengan harga 17k/20k saat di bekasi, ada yang menu baru pangsit mentai 25k/30k. Untuk di salatiga aku juga jualan saat kuliah dan harga nya itu sekitar 13k-15k itu tapi cuman pangsit chili oil aja. Sangat menguntung kan berjualan pangsit ini karena balik modal nya lumayan juga. Tapi jangan lupa kalau kita berjualan itu harus ramah dan terima masukan apapun dari pelanggan seperti rasa, harga, packingan, dll. tapi untuk pangsit aku urusan rasa, tekstur, dll alhamdulillah banyak rewiew bilang pas, enak, chili oil nya mentai nya enak banget dan mau nambah terus.!!

Nah apalagi pas hujan-hujan, makan pangsit hangat tuh bener-bener penyelamat! 🀩πŸ₯ŸπŸ«°πŸ»



Tapi tentu aja ada dari jualan pangsit ini ada dramanya— dari bangun pagi buat siapin bahan, beli untuk adonan nya, beli packing tempat nya yang kadang suka kosong, pernah aku sampai lupa belum makan karena buat adonan dan rebus pangsit. Tapi dari situ aku belajar banyak: gimana ngatur waktu, ngelola uang, bahkan ngadepin para pelanggan.

Dan yang paling penting kita harus sabar sama apapun itu πŸ™‚‍↕️dan usaha pangsit ini bikin aku lebih mandiri. Ngga melulu minta uang ke orang tua, aku juga ngerasa lebih percaya diri karena bisa ngelakuin sesuatu dari hasil tangan sendiri. happy for me 😍πŸ₯ŸπŸŒΊ. ini foto pangsit chili oli & mentaiπŸ™ŒπŸ»




Buat kalian yang masih mikir-mikir buat bisnis mending coba aja dulu. Nggak harus langsung gede awal nya, yang penting mulai dan siap berani berbisnis! Siapa tahu, dari Onee’s Dumpling kalian bisa ikut terinspirasi bikin usaha sendiri juga yaa ! semangat para pebisnis semoga kalian bisa sukses 🀩. Aku juga masih berusaha buat bangun bisnis ini semoga bisa berkelanjutan yang baik dan menarik. Bisa punya tempat/toko dan cabang di masa depan nanti aamiin πŸ₯ΉπŸ’˜.

jangan lupa follow akun IG & Tiktok “@oneedumplings” & the owner “@zhafiradionee”yaa guys! thank you 🫰🏻


Zhafira Dionee Lalibah H

TBI 6B

23030220047