Pages

Wednesday, 23 April 2025

Ngampus, Ngaji, Jaga Koperasi: Hidup Mahasiswa Pondok Emang Komplit

Ngampus tiap pagi, ngaji tiap malam, dan di sela-selanya jaga koperasi. Kadang, kalau dipikir-pikir lagi, kok bisa ya semua dijalanin tanpa tumbang? Tapi ya begitulah hidup mahasiswa pondok, padat, penuh warna, kadang juga melelahkan, tapi justru di situlah letak keseruannya. Bukan cuma soal mengejar IPK tinggi, tapi juga membangun diri dari banyak sisi.

Aktivitas kuliah jelas menghabiskan waktu dan energi. Belum lagi tugas-tugas yang menumpuk, presentasi, dan segudang kewajiban akademik lainnya. Tapi sebagai santri, tanggung jawab kita tidak cuma di kampus. Ada kewajiban ngaji, hafalan, dan berbagai kegiatan pondok yang juga harus diikuti. Di tengah kesibukan itu, saya juga kebagian tugas jaga koperasi pondok. Mungkin kelihatannya sepele, cuma jualan alat tulis, perlengkapan harian santri, makanan ringan, dan es teh. Tapi dari koperasi ini, saya belajar banyak hal yang belum tentu saya temukan di kelas. Saya belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, cara melayani orang lain, bahkan belajar hitung-hitungan sederhana untuk laporan keuangan harian. Ternyata koperasi bisa jadi tempat belajar soft skills yang luar biasa.

Kadang, saya harus langsung jaga koperasi setelah kelas ataupun setelah piket harian pondok. Tapi untungnya tidak jaga setiap hari, karena sebenarnya jaga koperasi juga bagian dari piket pondok untuk mengisi waktu luang para santri. Capek? Tentu. Tapi semua itu jadi bagian dari proses. Pelan-pelan saya belajar mengatur waktu, dan menentukan prioritas. Yang pasti, hal ini bikin saya lebih bisa membagi waktu.  Selain itu, ada kebahagiaan tersendiri ketika tahu bahwa ini juga bagian dari khidmah atau pengabdian untuk pondok. Walau cuma jaga koperasi, kita ikut berkontribusi dalam roda kehidupan pesantren. Setiap barang yang laku, setiap santri yang terbantu, rasanya hati ikut senang.

Selain itu, saya juga belajar kerja tim. Di koperasi, saya tidak kerja sendirian. Koperasi punya sistem shift, pembagian tugas, dan laporan mingguan yang harus disusun. Kadang ada yang telat atau lupa jaga, kadang juga harus saling backup kalau ada masalah. Semua itu mengajarkan empati dan solidaritas, bahwa dalam tim, keberhasilan bukan milik satu orang, tapi hasil kerja bersama-sama.

Hidup sebagai mahasiswa pondok memang bukan sekadar menuntut ilmu di bangku kuliah, tetapi juga tentang menyeimbangkan ilmu dunia dan akhirat, membangun karakter lewat tanggung jawab kecil seperti menjaga koperasi. Sebenarnya selama kuliah saya belum pernah benar-benar bekerja dan mendapatkan uang, tapi untuk mengisi waktu luang saat libur kuliah, saya membantu mengelola koperasi pondok. Di samping itu, kita jadi terbiasa lebih mandiri, disiplin, dan hidup sederhana. Semua itu akan jadi bekal berharga di masa depan, entah saat kita masuk dunia kerja, jadi pengusaha, guru, atau apapun.

Kuliah, ngaji, sambil bantu jaga koperasi bukan halangan buat berkembang, justru menjadi jalan buat banyak belajar dan memperoleh pengalaman. Setiap hari diawali dengan aktivitas kampus. Setelah subuh, biasanya langsung siap-siap untuk berangkat kuliah, karena kita tahu ilmu itu penting untuk bekal masa depan. Sore hingga malam, waktunya kembali ke dunia santri. Ngaji Al-Qur’an, mengkaji kitab, atau diskusi keislaman bersama ustadz/ustadzah dan teman-teman menjadi rutinitas yang tidak bisa dilewatkan. Dan dari situ juga kita bisa bilang dengan bangga: “Hidup mahasiswa pondok emang komplit!” Jalan ini tidak mudah, tapi sangat layak dijalani, karena di setiap tantangan, ada pelajaran. Dan dari pelajaran-pelajaran itu, kita bisa tumbuh jadi versi terbaik dari diri kita sendiri.


Putri Diah Ayu N.K (23030220073)

TBI-6B

3 comments: