Nama mahasiswa: Muhammad Anwarul Fadli
NIM: 23030220100
Kelas: 6C
Side-jobs atau pekerjaan sampingan dapat menjadi pilihan bagi para mahasiswa dalam mengisi sela-sela waktu luang seperti waktu jeda antara 2 matkul ataupun untuk sekadar mencari tambahan uang saku. Namun, tidak jarang juga hasil dari pekerjaan sampingan digunakan untuk membayar UKT tiap semester. Oleh karena itu, di sini diriku sebagai seorang mahasiswa ingin membagikan pengalamanku dalam bekerja paruh waktu selama berkuliah di UIN Salatiga untuk memberikan gambaran bagi kawan-kawan, terutama para mahasiswa yang mungkin tertarik dalam mengambil pekerjaan paruh waktu.
Foto di Tempat Kerja
Diriku tahu bibiku membuka sebuah usaha katering rumahan di tempat tinggalnya. Karena lokasi tempat tinggalnya yang jauh dari rumah tidak memungkinkanku untuk pulang-pergi, sehingga diriku harus menginap di rumah saudara selama libur semester untuk bekerja. Pada awalnya, beliau memiliki usaha berupa warung soto dari tahun 2017, bertahan sampai 2 tahun hingga akhirnya beliau mendapat peluang yang lebih baik dengan membuka usaha katering sampai sekarang. Karena beralih jenis usaha, maka warung soto beserta cabang yang telah didirikan beliau ditutup sehingga beliau hanya berfokus pada usaha kateringnya di satu tempat usaha. Peralihan jenis usaha beliau dimulai pada tahun 2019 ketika 1 sampai 2 pelanggannya meminta dibuatkan snack box atau nasi kotak. Akhirnya, mulai tahun 2020, saat meledaknya pandemi, usaha beliau mulai terhenti. Dari situ akhirnya ada inisiatif untuk membuka pesanan lauk dan sayur di pagi hari dengan cara delivery. Setelah pandemi usai, para pelanggan meminta untuk dibuatkan makanan katering, yang akhirnya berlanjut sampai sekarang.
Masa awal bekerja tidaklah mudah mengingat diriku yang harus beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang baru, berbaur dengan masyarakat setempat, serta menyesuaikan dengan budaya di sana. Walau bekerja di usaha milik keluarga, diriku tetap memperhatikan sikap dan cara berpakaian yang sesuai dengan lingkungan kerja pada umumnya.
Bisnis katering beliau sendiri memiliki jam kerja yang fleksibel, tidak terpaku pada hari maupun jam tertentu, mengingat pekerjaan beliau membutuhkan pesanan dari seseorang. Jika ada pesanan, diriku harus bangun pagi untuk membeli bahan masakan yang diperlukan serta menyiapkan alat-alat yang digunakan. Siang hari kami gunakan untuk mengolah bahan masakan yang telah dibeli. Sore hari kami gunakan untuk mengemasi sekaligus menata bahan masakan yang sudah jadi ke dalam dus makanan. Malam hari akan kami gunakan untuk mengirim pesanan tersebut kepada pelanggan, namun tidak jarang juga pengiriman berlangsung ketika masih sore hari jika jumlah pesanan tidak terlalu banyak atau pelanggan menginginkan pesanannya di waktu lain selain malam hari. Jenis pesanan yang tersedia mulai dari snack box, nasi kotak, sampai kambing Aqiqah. Tingkat kesulitan serta waktu yang diperlukan berbeda-beda tiap jenis pesanan.
Meski terlihat mudah, pada awalnya diriku kesulitan untuk membeli bahan masakan di pagi hari mengingat jarak dari pusat pembelanjaan yang cukup jauh. Pengolahan bahan makanan memakan terlalu banyak tenaga sehingga mungkin akan terasa melelahkan bagi yang tidak terbiasa. Dalam menyortir dan menata bahan masakan ke dalam dus juga diperlukan keterampilan supaya masakan terlihat rapi. Malam hari akan terasa sangat melelahkan bagi orang yang terbiasa tidur lebih awal. Untuk mengatasinya, diriku sesekali meminum segelas kopi hitam sebelum melanjutkan pekerjaan.
Awal bekerja memang terasa berat, namun seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang didapatkan, diriku mulai terbiasa hingga berlanjut sampai blog ini diketik.
Muhammad Anwarul Fadli/6C/23030220100
No comments:
Post a Comment