KERJA KULIAH itu NYATA! Dua Dunia, Satu Tujuan

       Kuliah itu bukan cuma soal masuk kelas, ngerjain tugas, dan ikut ujian. Buat banyak mahasiswa, termasuk aku, kuliah juga tentang perjuangan hidup. Bukan cuma perjuangan akademik, tapi juga perjuangan finansial. Dan dari situlah, perjuangan ini dimulai.

    Namaku Zufarul Haq Al Hamasi, seorang mahasiswa di UIN Salatiga. Seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, aku punya mimpi besar. Tapi mimpi itu nggak bisa dicapai hanya dengan duduk manis di kelas atau nongkrong di kantin kampus. Mimpi itu butuh usaha lebih. Butuh kerja keras, keterampilan atau skills, dan kadang, butuh uang. Semua itu tidak bisa langsung ada tanpa adanya proses yang konsisten dan maju berkembang, maka dari itu aku kuliah sambil kerja.

Anak-anak fokus mengerjakan prnya masing-masing

    Kerja sampingan pertama yang aku jalani cukup unik dan penuh makna. Aku mengajar anak-anak di sebuah komunitas bernama "Komunitas Peduli Belajar" yang bertempat di Kerompaan, Pulutan. Komunitas ini dibentuk oleh salah satu dosen di kampusku. Tujuannya sederhana tapi mulia: jadi wadah belajar tambahan buat anak-anak yang butuh waktu belajar lebih di luar sekolah. Namun, tujuan utama dibentuknya Komunitas ini juga sebagai wadah mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan mengajar sebelum terjun langsung mengajar di suatu institusi pendidikan yang ada, juga sebagai suatu jalan untuk pengabdian kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pendidikan itu. Komunitas ini tidak dipungut biaya atau gratis sehingga semua anak-anak sekitar dapat belajar secara merata, namun jika ada seorang anak yang memang ingin mendalami pelajaran tertentu akan kami alihkan ke Bimbingan Belajar secara private berbayar. Kami ngadain kegiatan belajar dua kali seminggu, setiap hari Selasa dan Jumat sore. Yang bikin komunitas ini spesial adalah suasananya. Anak-anak yang datang bukan dari latar belakang yang serba cukup. Mereka datang karena mereka tahu belajar itu penting, tapi mereka juga butuh bantuan untuk memahami pelajaran sekolah. Setiap pertemuan, ada saja wajah-wajah baru bergabung dengan wajah yang sangat antusias belajar bersama teman-temannya. Di sinilah kami, para tentor yang kebanyakan mahasiswa, hadir buat mereka. 

Suasana belajar di gazebo

    Aku biasanya ngajar pelajaran dasar seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan kadang-kadang IPA tapi khususnya Bahasa Inggris dong hihihihi. Walaupun ngajarnya cuma dua kali seminggu, tapi pengalaman yang aku dapet luar biasa. Bukan cuma soal berbagi ilmu, tapi juga belajar sabar, komunikasi, dan empati. Melihat anak-anak itu semangat belajar meski fasilitas terbatas, itu jadi penyemangat tersendiri buatku. 

KOMUNITAS NCC EDU PRIVATE

Tapi, tentu aja, kerja sampingan ini nggak cukup untuk nutup semua kebutuhan hidup dan kuliah. Maka dari itu, aku ambil kerja sampingan kedua: jadi driver Shopee Food. Iya, aku nyambi jadi driver ojek online yang nganterin makanan malam-malam. Hihihihi

Menunggu pesanan makanan

    Setelah ngajarin anak-anak di komunitas, biasanya aku pulang ke pondok melaksanakan kegiatan wajib pondok karena aku seorang santri. Kegiatan pondok hanya sampai setelah shalat isya sekitar jam 19.15 sudah berakhir. Setelah itu tidak ada kegiatan dan diperbolehkan untuk keluar malam, namun ada batasan jam yang diperbolehkan untuk keluar malam yaitu hingga sampai jam 23.00. Jadi aku bisa pergi narik hingga tengah malam keliling kota buat nganterin pesanan makanan. Tidak jarang juga setelah kuliah sore langsung narik hingga malam. Di satu sisi, capek itu udah pasti. Tapi di sisi lain, ada kepuasan tersendiri saat bisa bantu orang lain sekaligus dapet penghasilan tambahan.

    Jadi driver Shopee Food itu penuh cerita. Kadang dapet customer yang ramah, kadang dapet yang bikin kepala cenat-cenut. Tapi semua itu aku anggap sebagai bagian dari proses. Pengalaman di jalan bikin aku makin kuat mental, makin sabar, dan tentu aja makin menghargai uang.

    Dua dunia yang aku jalani ini—jadi tentor sore hari dan driver malam hari—kelihatannya kontras banget. Tapi, dua-duanya punya satu tujuan: buat bertahan dan menggapai masa depan. Aku percaya, kerja keras hari ini bakal berbuah manis di masa depan. Banyak orang mikir kalau kerja sambil kuliah itu berat dan bikin kuliah terbengkalai. Tapi menurutku, semua tergantung gimana kita bagi waktu dan niat. Aku belajar buat disiplin waktu, belajar prioritas, dan yang paling penting, belajar buat nggak gampang nyerah. Kadang ada momen lelah, ada momen pengen nyerah, apalagi kalau tugas kuliah numpuk dan badan udah capek banget habis narik. Tapi setiap kali ingat tujuan kenapa aku kuliah, kenapa aku kerja, semua rasa capek itu kayak bisa di-reset. Aku inget orang tua di rumah, inget impian buat punya masa depan yang lebih baik, dan inget bahwa semua ini adalah proses menuju cita-cita itu.

    Lewat tulisan ini, aku pengen ngasih semangat buat teman-teman yang juga lagi berjuang. Entah kamu kerja sambilan di kafe, jadi freelance desain, atau ngajar les kayak aku—semua itu keren. Kamu keren. Kita semua keren karena berani ambil jalan yang nggak mudah.

    Semoga tulisan ini bisa jadi pengingat bahwa tiap langkah kecil yang kita ambil hari ini, bakal jadi fondasi kuat buat masa depan. Dan buat kamu yang mungkin lagi mikir buat ambil kerja sampingan, jangan ragu. Asal bisa jaga keseimbangan, kerja sambilan itu bukan cuma soal cari uang, tapi juga soal tumbuh dan belajar jadi manusia yang lebih tangguh.

Tetap semangat ya, pejuang rupiah dan mimpi! Salam pemburu cuan💪

Zufarul Haq Al Hamasi

TBI 6C/23030220090