Penasaran kenapa aku memilih judul seperti itu? Yuk, cari tahu alasanku!
Hai! awalnya, aku adalah seorang penakut. Yang tidak mau keluar dari zona nyaman.
Tetapi, dunia ternyata hanya diam seakan tidak peduli jika kita penakut. Semua juga akan terasa monoton jika kita tidak melakukan sebuah aktifitas.
Sekarang, waktunya aku menceritakan kisahku yang berkuliah, mondok, juga kerja.
Legooo...!!!
Aku sudah memulai nyambi sejak semester 1, kuliah dan menjadi teman belajar anak-anak kecil. Awalnya, kating memintaku untuk menggantikan dia sebagai teman ngaji anak kelas 6 SD karena dia merasa minder dengan hafalan sang anak. Awalnya aku tidak mau, karena aku juga ngga sefasih itu dalam ngaji, hafalan ga seberapa, dan yang lebih penting lagi dengan hanya memikirkan aku mengajar seseorang saja sudah membuat anxiety ku kambuh😭.
Tetapi, setelah beberapa kali menawarkan ke teman kating yang lain, dan mereka tidak menyanggupi, akhirnya aku berani mencoba karena aku mau melihat bagaimana kerjanya dunia ini. Ga sih, emang butuh uang ngopi juga, mwhehe✌.
Sampai saat ini, dia sudah kelas 2 SMP dan masih denganku. Banyak sekali hal yang sudah aku lewatin dengannya, keluarganya baikk, selalu memberikan suguhan ketika aku datang, juga sesekali memberikan bingkisan. Rasa lelah saat sepulang kuliah dengan menerabas hujan, seringkalinya, menjadi pudar.
Hal inilah yang membuatku berani untuk mengambil kesempatan selanjutnya.
Saat semester 4, aku ditawarin lagi nih oleh kating lain, untuk gantiin dia mengajar bahasa inggris kelas 2 SD selama dia mengerjakan skripsi di lembaga Gen-H. Sayang, ternyata jarak lembaga dan juga rumahnya sekitar 20-30 menit. Soo far kaannn ya.
Tetapi, demi memenuhi keinginan untuk bisa menabung, aku iyakan. Sampai saat ini, aku masih bersama dia yang harusnya bersama katingku. Tetapi, dia tidak mau. Selama ini, aku selalu memposisikan diriku sebagai murid dulu sebelum memilih metode yang tepat untuknya.
Karena kalau sedikit saja anak bosan dengan kita dalam artian belajar dengan kita, dia akan mencari hal yang lebih menarik di matanya lohh. Maka, solusinya adalah buatlah pembelajaran yang menarik sesuai untuknya!
Sampai saat ini, aku memegang 5 murid SD dari lembaga gen-H tersebut. Hal ini tuh ga mudah bagiku, apalagi ketika mereka mulai ga kondusif. Rasanya pengen membelah diri saja, hehe. Tapi hal itu yang membuat aku semakin belajar bagaimana sebagai seorang guru harus bisa pintar mengondisikan situasi kelas.
Ternyata, dengan berani mengambil sesuatu kesempatan yang ada dihadapan kita, hal tersebut akan menjadikan hidup kita lebih bermakna.
Hal ini juga sebenarnya sangat melelahkan bagi fisik juga pikiran. Karena, biasanya aku bekerja setelah kuliah atau sore hari setelah anak-anak pulang ngaji sore. Sedangkan tenagaku sudah terkuras untuk berkuliah dan berkegiatan. Tetapi, aku selalu mengingatkan diriku jika aku sudah punya tanggung jawab yang akan dibawa sampai akhirat. Waduhh, ngeri.
Kalo cara untuk mengembalikan tenaga/mood versi aku adalah dengan mengajak anak-anak ice breaking pada awal belajar, agar energi mereka bisa menular kepadaku. Terkadang juga, aku akan mendengarkan musik favorit saat perjalanan berangkat. Ada yang sama??
Ini adalah suasana ketika kami belajar bersama.

Oya, aku satu lembaga dengan teman kelasku, namanya Kiany. Kita berjuang bersama di sana. Beruntungnya, pemilik Gen-H baik sekaliii, namanya miss Thotik. Beliau tuh ga termakan statement buruk tentang gen Z, beliau mempunyai 70 tentor yang hampir seluruhnya gen Z yang sedang berkuliah.
Habis ini, kita harus mengingatkan oang untuk ga menjelekkan sebuah generasi secara general. Untuk bisa melihat lebih luas lagi anak-anak yang sedang berusaha dan lebih menghargai kerja keras mereka. Jika masih ada yang menjelekkan, biarkan saja di pentung tung tung sahur, xoxo.
Thank you for your presence, really appreciate it!❤
Nama: May Mumtaz
NIM: 23030220091
Kelas: TBI 6C
No comments:
Post a Comment