Pages

Friday, 25 April 2025

"Kuliah, Kantin, dan Es Teh : Cara Asyik Mengisi Waktu Luang dengan Produktif"

Menjalani kuliah sambil mencari penghasilan tambahan bukan hal yang mudah, namun juga bukan hal yang mustahil. Haloo nama saya Tutik Fadila biasa dipanggil dila. Di tengah kesibukan kuliah, saya memilih untuk menjalani kerja sampingan dengan cara menitipkan dagangan di kantin sekolah di dekat rumah dan part time menjadi pedagang es teh. Saya pribadi memang suka mencoba hal-hal baru. Jadi, selain yang disebutkan tadi saya pernah bekerja juga di toko pakaian namun hanya waktu bulan Ramadhan saja.

Untuk bekerja menitipkan dagangan/jajanan di kantin sekolah, awalnya saya ragu. Saya berpikir apakah akan ada cukup waktu untuk mengatur kuliah, tugas, dan juga urusan jualan. Tapi ternyata, dengan niat, manajemen waktu yang baik, dan keberanian untuk mencoba, semua bisa dijalani dengan seimbang. Ide ini muncul saat saya sedang mengobrol santai dengan salah satu ibu kantin SMK. Ia bercerita bahwa kantin sering kekurangan variasi makanan ringan, terutama yang disukai anak-anak. Dari situlah saya melihat peluang. Saya mulai membuat camilan sederhana seperti dimsum, piscok (pisang coklat), mochi, corndog sosis, es kulkul, dll.     


Modal pertama saya tidak besar, hanya sekitar Rp150.000 untuk membeli bahan-bahan. Saya kemas dengan menarik dan higienis, lalu saya titipkan di kantin. Setiap hari saya pantau penjualannya dan membawa stok baru jika habis. Dalam seminggu, saya bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp70.000 sampai Rp100.000, tergantung banyaknya permintaan.

Lebih dari sekadar uang saku tambahan, kerja sampingan ini memberikan saya banyak pelajaran hidup. Saya belajar tentang manajemen waktu. bagaimana membagi antara jadwal kuliah, mengerjakan tugas, dan menyiapkan dagangan. Saya juga belajar tentang komunikasi dan kepercayaan, karena saya harus berinteraksi dengan pihak ibu kantin dan menjaga relasi agar kerja sama berjalan lancar. Saya juga merasa lebih mandiri secara finansial. Tidak harus selalu meminta uang tambahan dari orang tua membuat saya lebih bertanggung jawab dan menghargai nilai uang.

Tentu tidak semuanya berjalan mulus. Kadang dagangan tidak habis, kadang bahan baku naik, bahkan pernah ada masa sepi karena anak-anak libur sekolah. Di saat seperti itu, saya belajar untuk tidak mudah menyerah. Saya mulai mencatat apa saja camilan yang paling disukai, memperhatikan tren jajanan anak-anak, hingga mencoba variasi baru agar tetap diminati. Saya juga mengatur waktu produksi agar tidak bentrok dengan jadwal kuliah. Biasanya saya membuat stok dengan ibu saya setelah subuh sebelum jam 7 pagi.

Saya percaya bahwa menjadi mahasiswa tidak hanya tentang belajar di kelas, tapi juga tentang mengasah keterampilan hidup di luar kampus. Kerja sampingan seperti ini mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya sangat besar bagi pembentukan karakter saya sebagai pribadi yang mandiri dan siap menghadapi tantangan hidup setelah lulus nanti.

Tidak berhenti di situ, saya juga mencoba kerja part time di Toko Es Teh Solo, yang terkenal dengan es teh jumbonya. Di sini, saya bertugas melayani pembeli, meracik minuman, dan sekaligus menjadi kasir. Bekerja di toko ini mengajarkan saya tentang pelayanan konsumen, kecepatan kerja, dan pentingnya kerja tim. 


Awalnya saya memang disuruh langsung oleh ownernya sendiri untuk bekerja di Toko Es Teh Solo tersebut karena pemilik sudah kenal dengan ibu saya. Pada awalnya saya belum berani untuk mengambil tawarannya karena takut bertubrukan dengan jadwal kuliah saya. Tetapi pemilik owner menjelaskan bahwa bisa melamar untuk kerja part time. Ini membuka kesempatan untuk mahasiswi seperti saya yang ingin kerja paruh waktu. Oleh karena itu juga untuk jam kerjanya fleksibel dan lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, maka saya memberanikan diri untuk melamar.

Jadwal kerjanya cukup fleksibel, biasanya saya ambil shift sore di akhir pekan (Sabtu Minggu) agar tidak bentrok dengan kuliah. Meskipun berdiri lama dan harus selalu sigap, tapi saya senang karena bisa belajar langsung dari dunia kerja nyata.Tentu saja ada gaji yang saya terima setiap bulan. Jumlahnya memang tidak besar, tapi cukup untuk tambahan beli kebutuhan pribadi, atau sekadar traktir diri sendiri (self reward hehe). Namun, yang lebih saya hargai dari pekerjaan ini adalah pengalaman dan rasa percaya diri yang tumbuh.

Saya belajar bahwa setiap pekerjaan, sekecil apa pun, punya nilai dan layak dihargai. Bahkan pekerjaan sederhana pun bisa menjadi ruang belajar yang luar biasa. Mungkin banyak orang berpikir kerja sambil kuliah itu berat. Iya, memang berat. Tapi hasilnya sepadan. Selain dapat uang saku, kita juga dapat pengalaman, jaringan, dan kepercayaan diri. Saya jadi lebih menghargai waktu, belajar lebih disiplin, dan tahu bahwa kerja keras itu membawa hasil. Untuk kalian yang masih takut untuk memulai usaha atau bekerja ayoo semangat dan jangan takut yaa....Hal terpenting adalah berani mulai dan mau belajar.


Tutik Fadila (23030220063) TBI 6B



4 comments: